Pages

Jumat, 28 Juni 2013

Munarman Siram Air ke Wajah Thamrin Amal Tomagola

 

clip_image001[10]

Munarman siram air – Tayangan langsung program Apa Kabar Indonesia Pagi tvOnemendadak hangat diperbincangan. Lantaran salah satu narasumber, yakni juru bicaraFront Pembela Islam (FPI) Munarman tiba-tiba menyiramkan air ke wajah Sosiolog sekaligus Guru Besar Universitas Indonesia, Thamrin Amal Tomagola.

Kejadian Jumat (28/6/2013) pagi ini bermula saat Munarman dan Thamrin berdebat tentang sweeping ormas ke tempat-tempat hiburan di Jakarta saat bulan Ramadan.

Di tengah pembicaraan, dialog Munarman-Tomagola semakin panas. “Anda diam. Anda diam kalau saya ngomong,” teriak Munarman ke Tomagola.

Tak diduga, tiba-tiba Munarman menyiramkan air minum dari gelas di atas meja ke arah Tomagola. Suasana semakin tegang. Hal ini langsung heboh di Twitter. Sejumlah netizenberkicau. Bahkan ada yang menyebar foto dan video saat insiden penyiraman terjadi.

Disiram Munarman, tak membuat Tomagola geram. Padahal banyak orang geram melihat perlakuan Munarman padanya, termasuk para kerabat di kampung halaman.

“Saya kira saya tidak mau melayani preman. Saya tidak mau membalas dengan kekerasan juga,” ujar Tomagola kepada Gosip Artis Indonesia. “Walaupun saudara saya dari kampung bilang, ‘Kenapa kamu nggak balas?’ Tapi saya nggak mau. Nanti saya sama seperti preman,” ucapnya.

Sementara, Ketua Front Pembela Islam (FPI) Jakarta Habib Salim Al Attas mendukung tindakan Munarman tersebut. Habib yang akrab disapa Habib Selon itu menilai tindakan Munarman sudah tegas. “Jadi bagus Pak Munarman, Tegas itu.” Kata Habib Selon saat berbincang dengan Gosip Artis Indonesia.

Pihak tvOne menegaskan, tidak ada lagi perselisihan setelah acara itu ditutup. “Tidak ada perselisihan lanjutan setelah ada perbedaan sedikit pandangan. Kami tvOne, Prof Tomagola dan Pak Munarman, sepakat tidak ada lagi lanjutan,” kata Wakil Pemimpin Redaksi tvOne, Totok Suryanto dalam perbincangan dengan Gosip Artis Indonesia,Jumat (28/6/2013).[1]


[1] http://www.gosipartisindonesian.com/2013/06/munarman-siram-air-ke-wajah-thamrin-amal-tomagola.html

Selasa, 25 Juni 2013

Hospital Health TV Channel (Bunut TV)

 

clip_image001

Crew Bunut TV Bersama Direktur, Wadir dan Penanggung Jawab PKRS

Bunut TV didirikan pada bulan Desember 2009 yang diresmikan oleh Direktur RSUD. R. Syamsudin, SH Kota Sukabumi Bp. Dr. H. Suherman, MKM pada tanggal 31 Desember bertepatan dengan acara Desember Festival dalam rangka pemberian Syamsudin Award yang dihadiri oleh Walikota Sukabumi Bp. H. Mokh. Muslikh Abdussyukur, SH, MSi beserta jajarannya dan anggota dewan dari Komisi III DPRD Kota Sukabumi.

clip_image002

Logo Bunut TV

Bunut TV (Hospital Health TV Channel) ini merupakan salah satu program Promosi Kesehatan Rumah Sakit dari Koordinator Bidang Pengembangan Media dan Sarana PKRS RSUD. R. Syamsudin, SH Kota Sukabumi yang bertujuan untuk menyampaikan pesan-pesan kesehatanalam menunjang visi dan misi PKRS, supaya masyaraka tahu, mau dan mampu untuk ber PHBS di berbagai tatanan yaitu diantaranya : PHBS di rumah tangga, PHBS di tempat pendidikan, PHBS di tempat kerja, PHBS di tempat-tempat umum serta PHBS di sarana kesehatan untuk meningkatkan derajat kesehatan.

Content Bunut TV (Hospital Health TV Channel) :

1. Profil Rumah Sakit

2. Program Promosi Kesehatan

3. Informasi Umum

4. Informasi Layanan Rumah Sakit

 

Slogan Bunut TV : ciihuy

Slogan ini mempunyai makna pada setiap hurufnya antara lain :

Creative

Innovative

Informative

Handiness

Unforgettable

Youngest

clip_image003

Crew Bunut TV[1]


[1] http://pkrsbunut.blogspot.com/2010/04/hospital-health-tv-channel-bunut-tv.html

Sabtu, 22 Juni 2013

“Belajar dari Sistem Pendidikan di Jepang”

 

Pendahuluan

"Wahai orang-orang yang beriman, peliharaalah dirimu dan keluargamu dari api neraka, yang kayu bakarnya adalah manusia dan batu." (Q. S. At-Tahrim: 6)
Selain itu, sabda Rasulullah saw: "Kewajiban orang tua terhadap anak ialah memberinya nama dengan nama yang baik; mengajarkan anak sopan santun; mengajarnya menulis, berenang dan memanah; memberikan nafkah yang baik; dan mengawinkannya bila saatnya sudah tiba." (H. R. Hakim)
Ibnu Majah meriwayatkan dari Ibnu Abbas ra bahwa Rasulullah saw bersabda, "Muliakanlah anak-anak kalian dan didiklah mereka dengan budi pekerti yang baik.
Mendidik dan mengasuh anak di dalam lingkungan sekolah Jepang berarti akan banyak menjumpai faktor-faktor positif serta juga tantangan bagi kita sebagai orang tua muslim untuk mampu mem-filter hal-hal yang diterima anak sehingga dapat membentuk anak-anak menjadi pribadi muslim yang tangguh. Kita, orang tua yang mempunyai anak-anak bersekolah di Jepang, dituntut untuk mengetahui sistem pendidikan di Jepang agar kita bisa memberikan bekal sekaligus arahan terhadap anak-anak untuk tetap berada dalam rel Islam walaupun mereka bersekolah dan berada di lingkungan yang tidak Islami.
Seperti juga negara-negara yang lain, sistem pendidikan di Jepang ini mengalami  perkembangan dan pembaruan sesuai dengan kebutuhan negara dan bangsa serta tuntutan zaman. Sistem pendidikan yang berlaku di Jepang ternyata memberikan kontribusi yang signifikan dalam mendukung pertumbuhan ekonomi yang pesat di "negeri matahari terbit" itu. Di sini kami akan mencoba mengupas tentang sistem pendidikan di Jepang yang kami fokuskan pada pendidikan dasar (Hoikuen = Playgroup / Day Care, Youchien = Taman Kanak-Kanak, dan Shougakkou =Sekolah Dasar), khususnya tentang materi apa yang diberikan kepada anak-anak selama pendidikan dasar tersebut.
Kurikulum sekolah di Jepang disusun oleh bagian perencanaan kurikulum yang terdapat dalam Kementerian Pendidikan (MEXT: Ministry of Education, Culture, Sports, Science and ). Dalam panduannya tentang pendidikan dasar (compulsory education) disebutkan bahwa tujuan pendidikan secara umum yang diberikan dalam pendidikan dasar ini adalah sebagai berikut:
  • untuk menumbuhkan fondasi untuk hidup mandiri dalam masyarakat
  • untuk mengembangkan kemampuan masing-masing individu
  • untuk mendorong kualitas dasar yang diperlukan bagi mereka untuk membentuk negara dan masyarakat.
Untuk menjamin kesempatan warga negara akan pendidikan dasar dan memastikan standar yang memadai, pemerintah pusat dan daerah bertanggung jawab atas terselenggaranya wajib belajar melalui pembagian peran yang tepat dan kerja sama yang saling menguntungkan. Tidak ada biaya yang dikenakan untuk pendidikan wajib di sekolah-sekolah yang didirikan oleh pemerintah pusat dan daerah.
Adanya tanggung jawab bersama dan kerja sama yang baik antara orang tua, sekolah, pemerintah pusat, dan daerah, serta masyarakat setempat memegang peran penting dalam menyukseskan pendidikan di Jepang ini. Pemerintah pusat dan derah wajib berupaya untuk meningkatkan pendidikan di masyarakat dengan mendirikan perpustakaan, museum, community hall, dan fasilitas pendidikan sosial, membuka penggunaan fasilitas sekolah, memberikan kesempatan untuk belajar, memperoleh informasi yang relevan, dan cara lain yang sesuai.
Panduan kurikulum di sekolah disebut Gakushu Shidouyouryou (GS) yang diakui secara hukum sehingga pelanggaran terhadapnya akan dikenai sanksi hukum. GS merupakan panduan kurikulum untuk SD (shougakkou), SMP (chuu-gakkou), SMP-SMA satu atap (chuutou-kyouiku-gakkou), SMA (koutou-gakkou), dan SLB (tokubetsu-shien-gakkou), sedangkan untuk panduan kurikulum Taman Kanak-Kanak (youchien) disebut youchien-kyouiku-youryou.
Taman Kanak-Kanak (Youchien, Hoikuen)
Berikut ini adalah hal-hal yang harus ditekankan dalam pendidikan di Taman Kanak-Kanak (sumber: Courses of Study, Kindergarten, MEXT):
  • Mendorong anak-anak untuk melakukan kegiatan sukarela yang memungkinkan mereka memimpin kehidupan yang tepat untuk usia dini. Hal ini didasarkan pada gagasan bahwa anak-anak memanfaatkan pengalaman penting untuk perkembangan mereka dengan menunjukkan kemampuan mereka dalam emosi yang stabil.
  • Secara komprehensif mencapai tujuan pendidikan melalui bermain yang berpusat pada instruksi. Hal ini didasarkan pada gagasan bahwa bermain sebagai 'kegiatan sukarela anak' adalah aspek penting dari pembelajaran yang memupuk fondasi bagi keseimbangan fisik dan mental.
  • Bertujuan untuk melaksanakan tugas-tugas perkembangan dengan merespon karakter individual setiap anak. Hal ini didasarkan pada gagasan bahwa perkembangan awal masa kanak-kanak dicapai melalui proses yang beragam dan interaksi antara berbagai aspek fisik dan mental dan bahwa pengalaman hidup dari masing-masing anak beragam. Dalam hal ini, guru harus menciptakan lingkungan belajar yang bisa mendorong anak-anak berpartisipasi dalam kegiatan sukarela berdasarkan pada pemahaman dan mengantisipasi kegiatan individu setiap anak. Oleh karena itu, guru harus membuat fisik dan psikologis lingkungan yang mengakui pentingnya hubungan yang baik antara anak, guru, dan segala sesuatu. Guru juga harus bermain berbagai peran tergantung pada kegiatan masing-masing anak dan harus berupaya untuk membuat kegiatan yang lebih memperkaya anak-anak.
Tujuan pendidikan di Taman Kanak-Kanak yang berpusat pada emosi, sikap, dan lain lain sebagai dasar bagi anak-anak untuk merangkul semangat hidup diharapkan bisa dikembangkan pada saat mereka meninggalkan Taman Kanak-Kanak, dengan mengintegrasikan aspek perkembangan anak: kesehatan (fisik dan mental), hubungan manusia (hubungan antara anak dan orang lain), lingkungan, bahasa, dan ekspresi (perasaan dan emosi). Dalam pelaksanaannya, anak-anak diajarkan berbagai kebiasaan-kebiasaan misalnya: kebiasaan dalam makan, membuang sampah, bermain dan membereskan mainan, disiplin dalam hal membaca, berolah raga, mengucap salam, bagaimana bekerjasama dengan teman, berani tampil di depan orang banyak, bagaimana bersikap dengan orang tua, kakek, nenek, bersahabat dengan alam, dan masih banyak lagi yang lain. Tentunya dengan pendekatan anak-anak yang diwujudkan dalam berbagai aktivitas dan kegiatan.
Berikut ini adalah contoh kegiatan-kegiatan di tingkat TK:
  • Kegiatan makan
    Setiap bulan sekolah memberikan jadwal kapan harus membawa bekal dari rumah, kapan dari sekolah, kapan jadwal makan siang dengan roti, tergantung masing-masing sekolah. Dengan perlengkapan makan yang tidak sedikit (sendok, garpu, hashi (sumpit), lap basah, alas makan, serbet), anak-anak makan bersama-sama yang biasanya didahului dengan sebuah nyanyian diiringi piano dari sensei dan nyanyian itu diakhiri dengan suara lantang anak anak “itadakimasu”, yang artinya "saya terima makanan (pemberian) ini".
  • Bermain
    • Setiap kali selesai bermain anak-anak selalu dilatih untuk juga bersama-sama membereskan mainannya
    • Di musim dingin pun anak-anak diagendakan untuk bermain di luar. Biasanya sekolah akan memberikan jadwal kepada orang tua kapan anak-anak bermain di luar di musim dingin agar pakaian dan perlengkapannya tepat untuk kondisi dingin bahkan yang bersalju (ski, bermain salju, dan lain lain)
      berkebun-TKJepang
  • Membaca buku
    Satu minggu sekali, biasanya hari Jumat (beberapa sekolah ada yang seminggu dua kali, biasanya hari Rabu dan Jumat) anak-anak boleh meminjam buku di perpustakaan sekolah untuk dibawa pulang dan dibaca di rumah
  • Berkebun
    Anak-anak juga diajari berkebun. Untuk sekolah-sekolah yang mempunyai halaman luas biasanya sebagian digunakan untuk berkebun, menanam, dan memanen bersama anak-anak, kemudian hasil kebunnya dimanfaatkan bersama anak-anak juga, misalnya kentang, bayam Jepang, wortel, daikon(lobak), dan tanaman yang lain.
  • Tampil di depan umum
    Happyokai (pertunjukan) adalah salah satu kegiatan anak yang bertujuan melatih anak untuk berani tampil di depan umum
  • Ketrampilan
    Kegiatan ketrampilan pun tidak kalah seru buat anak-anak. Dengan memanfaatkan barang- barang bekas, anak-anak didorong untuk berkreasi menciptakan bentuk-bentuk menarik seperti: mobil, gedung, kereta, tas, dan sebagainya. Ada juga seni melipat kertas (origami) yang banyak disukai anak-anak. Dengan dipandu sensei (guru), anak-anak dilatih untuk bisa membuat bentuk-bentuk sederhana seperti pesawat, bintang, perahu, burung, meja dan lainnya.
  • Kesenian
    Kegiatan seni juga merupakan kegiatan yang menyenangkan bagi anak-anak. Mereka belajar menyanyi dan memainkan alat musik.
  • Outdoor activities
    Kegiatan luar (ensoku) seperti ke kebun binatang, taman, atau museum juga merupakan kegiatan yang sangat ditunggu-tunggu oleh anak-anak. Kadang-kadang sekolah juga mengikutkan orang tua dalam kegiatan ini. Senseiselain merancang acara untuk anak-anak juga menyiapkan game untuk orang tua bersama anak.
  • Olahraga
    • Undokai merupakan festival olah raga dalam rangka memperingati Hari Olah Nasional di Jepang. Kegiatan ini dipersiapkan dengan sungguh-sungguh oleh sekolah bersama PTA (Parents Teachers Association). Hampir setiap hari anak-anak berlatih bersama sensei mereka untuk mempersiapkan “atraksi” yang akan ditampilkan di acaraundokai ini. Pada saat undokai ini, pihak sekolah juga mengundang orang tua dan keluarga dari anak didiknya (kakek, nenek, adik, kakak) untuk turut serta menyaksikan anak-anak mereka saat “berlaga” di lapangan. Tidak hanya menonton, orang tua dan keluarga mereka pun mendapat giliran tampil di lapangan. Pihak sekolah bersama PTA juga merancang game yang menarik untuk orang tua dan anggota keluarga mereka yang lain. 
    • Di musim panas, ada kegiatan renang dan bermain dengan air
      undokai-TKJepang
  • Bermalam di sekolah
    Pada kelas eldest (kelas 5 tahun), anak-anak yang sudah di semester akhir biasanya ada kegiatanotomarikai (bermalam di sekolah). Anak-anak dilatih untuk berpisah tidur dengan orang tuanya selama dua hari satu malam. Mereka tidur di sekolah bersama teman-temannya disertai acara-acara yang sudah dirancang oleh para sensei yang menyenangkan bagi anak-anak, bahkan beberapa sekolah mengadakan kegiatan ini tidak di sekolah, tetapi di rumah gunung(yama no ie).
  • Kegiatan-kegiatan lain yang tidak kalah menyenangkan bagi anak-anak seperti mochitsuki (membuat mochibersama), memasak bersama (misalnya: memasakudon (mie), kare, popcorn), dan natsu matsuri (festival musim panas)
  • Parents day
    Hampir tiap bulan ada parents day, yaitu orang tua diundang ke sekolah dan terlibat langsung dengan aktivitas sekolah saat itu seperti permainan bersama orang tua dan anak, membuat prakarya bersama orang tua dan anak, menyaksikan langsung kegiatan makan siang anak-anak, dan lain-lain
Sekolah Dasar (Shougakkou)
Anak-anak memasuki sekolah dasar (shougakkou) pada bulan April setelah ulang tahun ke-6 dan akan belajar di tingkat ini selama enam tahun. Mata pelajaran yang ada di sekolah dasar Jepang berdasarkan kurikulum dari kementerian pendidikan adalah bahasa Jepang (kokugo), aritmatika (sansuu), IPA atau science (rika), kebiasaan hidup (seikatsu), musik (ongaku), menggambar dan kerajinan (zuga kousaku), perekonomian keluarga (katei), pendidikan fisik (taiiku), pendidikan moral (doutoku), studi lingkungan hidup, aktivitas khusus, dan studi terapan.
Secara umum, SD di Jepang hampir sama dengan di Indonesia. Perbedaannya terletak pada pendekatan dan metode yang digunakan dalam proses belajar mengajar. Di sekolah Jepang anak-anak lebih banyak belajar dari eksperimen dan pengamatan sehingga anak-anak mengerti dan memahami tidak hanya teori dan tidak mengandalkan hapalan. Di sini anak-anak diajak memahami setiap materi dengan pengalaman mereka. Selain itu, hampir semua kegiatan sekolah dilakukan anak-anak dengan berkelompok. Mereka bekerja sama dalam kelompok. Dengan metode ini diharapkan anak-anak akan terlatih untuk kerja sama, toleransi, berpikir kritis, dan saling membantu antara anak yang pandai dan kurang pandai untuk menyelesaikan tugas.
kelas-SD-JepangPerbedaan nyata terlihat juga pada mata pelajaranseikatsu (kebiasaan hidup). Mata pelajaran ini bertujuan untuk membiasakan anak-anak dengan cara hidup mandiri sehari-hari. Ketimbang mulai mengajarkan IPA atau IPS, Jepang lebih memilih memperkenalkan tata cara kehidupan sehari-hari kepada anak-anak yang baru menyelesaikan pembelajaran di TK-nya, serta lebih difokuskan pada kegiatan bermain daripada belajar di dalam kelas.
Pembelajaran bahasa Jepang dan berhitung diajarkan lebih banyak dibandingkan pelajaran lainnya. Pendidikan olah raga juga menjadi mata pelajaran yang diajarkan dalam jumlah yang melebihi mata pelajaran lainnya selain bahasa dan berhitung. Sekolah-sekolah agama diperkenankan mengajarkan agama (Kristen, Buddha, Sinto)sebagai bagian dari pendidikan moral. Selain pendidikan akademik, pendidikan estetika berupa musik dan menggambar juga diajarkan dalam porsi besar.
PTA (Parents and Teachers Association)
PTA adalah sebuah organisasi guru dan orang tua (wali murid) yang memberikan support dan kontribusi aktif terhadap seluruh aktivitas anak-anak. Kerja sama yang baik antara pihak sekolah dan orang tua memberikan kontribusi yang besar terhadap suksesnya aktivitas sekolah. Contoh kegiatan dari PTA ini misalnya “Safety Guidance for Travelling to and from School” (Panduan Keamanan Perjalanan ke dan dari Sekolah).
Itulah kurang lebih gambaran Taman Kanak-Kanak dan Sekolah Dasar di Jepang. Ada banyak hal yang bisa kita ambil dari sini, selain juga kita sebagai seorang muslim perlu memberikan benteng keislaman atas hal-hal baru yang mereka dapatkan di sekolah terlebih ketika hal itu bisa meracuni aqidah mereka. Ada banyak kebiasaan baik yang ditanamkan pada anak dan itu harus kita gabungkan dengan kebiasaan yang Islami yang tidak mereka dapatkan di sekolah misalnya salam“assalamu`alaikum “, berdoa sebelum melakukan kegiatan apa pun, salat wajib, dan sebagainya. 
Untuk mengetahui lebih dalam lagi tentang sistem pendidikan di Jepang, insyaAllah tim PPA Fahima akan mengadakan Taujih Online (TOL) dengan tema "Sistem Pendidikan di Jepang" pada tanggal 28 Februari 2013. Nantikan informasi lebih lanjut pada undangan atau poster yang akan kami rilis dalam waktu dekat. InsyaAllah.
Referensi:

















Menjelajah Kehebatan Allah


Jumat, 21 Juni 2013

Belajar Berhitung


membaca


pembelajaran interaktif mengenal huruf alfabet untuk anak autis ...


Rumah Dome Tahan Gempa - Jogjakarta

Rumah dome terletak di Dusun Nglepen, Prambanan, Sleman. Rumah-rumah merupakan bantuan dari NGO pada saat DIY ditimpa musibah gempa bumi.
Kawasan permukiman Nglepen ini terdapat 80 bangunan dengan desain rumah dome yang dilengkapi fasilitas musholla, rumah kesehatan dan balai pertemuan yang terkadang digunakan sebagai tempat hajatan. Pemukiman tersebut kini dikenal dengan nama New Nglepen.

Keunggulan utama model rumah dome ini tahan terhadap gempa, karena tidak adanya sambungan yang merupakan titik lemah dari bangunan ketika diguncang gempa.
Selain itu rumah dome ini juga mampu menahan terpaan angin hingga yang berkecepatan 450 km/jam, namun karena diadopsi dari model rumah Igloo yang menjadi rumah Suku Eskimo maka di Indonesia yang beriklim tropis kelebihan tersebut tidak terlalu bermanfaat.
Rumah berbentuk bulat ini memang lebih tahan guncangan dan tekanan kuat karena struktur bangunan horizontal dan vertikal menyatu secara utuh. Setiap bagian dinding bangunan saling menyangga saat terjadi tekanan gempa. Bentuk bulat dari rumah dome dibuat dengan cetakan berbentuk balon (airform), kemudian diatas cetakan balon ini dicor beton semen.
Rumah dome terdiri atas dua lantai, luas bangunannya sekitar 38m2. Lantai bawah digunakan untuk ruang tamu, ruang makan, kamar tidur (2 ruang) dan dapur, sedangkan lantai atas digunakan untuk ruang keluarga.
Rumah ini memiliki dua pintu masuk (depan dan belakang), dua pintu kamar, serta empat buah jendela, dua buah di bagian depan dan dua di luar kamat tidur. Pada bagian puncak dome, terdapat ventilasi yang berfungsi untuk mengalirkan udara ke dalam rumah.
Setiap rumah dome hanya dilengkapi dengan sarana saluran air di dapur namun tidak dilengkapi dengan kamar mandi di dalam rumah. Kamar mandi untuk warga disediakan khusus dalam satu bangunan dome berupa MCK komunal tersendiri yang berisi 8 kamar mandi untuk digunakan secara bersama.
MCK komunal tersebut diletakkan di tengah-tengah blok, dan berfungsi melayani sekitar 12 unit rumah yang ada di sekitarnya. Setiap MCK tersebut dilengkapi dengan septictank dan sumur resapan. Air limbah dari dapur yang dibuat di setiap rumah dome akan disalurkan ke sumur resapan komunal melalui jaringan air limbah lingkungan.
Sayangnya kawasan rumah Dome Nglepen ini banyak mengalami kontroversi masyarakat di sekitarnya. Ketidaksesuaian dengan kearifan lokal menjadi pemicu utama mengapa masih banyak rumah yang belum terisi, pembangunan yang tidak mengkomunikasikan kebutuhan masyarakat dinilai kurang memperhatikan aspek sosial-ekonomi-budaya dari masyarakat setempat.
Masyarakat yang sebagian besar petani banyak yang mengeluh lokasi rumah yang jauh dari lahan garapan, sehingga menambah beban masyarakat karena harus berjalan jauh ke tempat kerja.
Tidak adanya kandang ternak yang menjadi fasilitas rumah dome juga menyulitkan masyarakat untuk mengawasi ternak peliharaannya, sehingga mereka lebih memilih untuk tetap tinggal di rumah lama agar bisa tetap mengawasi hewan ternaknya.
Jadi walaupun rumah mereka sudah berbeda tetapi mata pencaharian tetap tidak bisa dirubah karena karakter sosial masyarakat sudah terbentuk lama dan sulit untuk tiba-tiba dirubah.
Masyarakat pedesaan identik dengan rumah yang besar dengan halaman yang luas, ketika tiba-tiba terjadi gempa bumi yang meruntuhkan rumah mereka dan mereka harus pindah ke tempat yang sangat kecil dan sempit, mengakibatkan desain rumah ini tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakatnya.
Padahal dalam satu rumah terkadang tinggal lebih dari dua keluarga sehingga pembagian ruangnya menjadi sulit, ditambah lagi dapur yang kecil dengan kebiasaan memasak menggunakan kayu tiba-tiba diubah dengan kompor gas menjadi beban penambahan pengeluaran bagi mereka.
Tetapi jika dilihat dari sisi positifnya, rumah Dome Nglepen ini malah menjadi obyek kunjungan wisatawan setelah mereka mengunjungi Candi Prambanan, karena bentuk arsitekturnya yang unik dan jarang ditemui di Indonesia.

sumber:
http://www.fardhani.com/2009/11/28/sekilas-tentang-rumah-dome-tahan-gempa-jogja/
http://www.jogjatrip.com/id/89/kompleks-rumah-dome
http://gedung-2007.blogspot.com/2010/04/rumah-dome-bangunan-anti-gempa.html
http://anggahoed.blogspot.com/2011/04/rumah-dome-tahan-gempa-jogjakarta.html

Kamis, 20 Juni 2013

Jembatan Penghubung Dua Provinsi Terputus

 

clip_image002

SUKABUMIZONE.COM,SUKABUMI–Jembatan penghubung Kecamatan Bayah, Kabupaten Pandeglang, Banten dengan Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat terputus akibat diterjang arus Sungai Cikahuripan. “Terputusnya jembatan ini mengakibatkan warga dari Kecamatan Cisolok menuju Banten dan sebaliknya, tidak bisa melintas. Keberadaan jembatan tersebut tentu sangat penting sebab satu-satunya akses terdekat yang menghubungkan dua provinsi di wilayah selatan,” kata Kepala Bidang Logistik dan Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi, Usman Susilo, kepada wartawan.

Jembatan itu juga sebagai akses jalan nasional sehingga terputusnya jembatan yang memiliki panjang sekitar seratus meter tepat di atas Sungai Cikahuripan, tidak bisa digunakan sebagai akses transportasi kedua provinsi.
Menanggapi hal itu pihaknya sudah berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Sukabumi agar secepatnya diperbaiki. “Di Kecamatan Cisolok bencana longsor dan banjir tidak hanya merusak fasilitas umum, tetapi menyebabkan korban jiwa sehingga kami masih melakukan pendataan di lokasi bencana. Dari data yang tercatat satu orang penambang emas di Gunung Buleud Kampung Cibongbong Desa Sukaresmi Kecamatan Cisolok baru ditemukan. korban lainnya terus dicari oleh Tim SAR gabungan, yang menurut informasi tertimbun longsor,” ujarnya

Ditempat terpisah Sekretaris Camat Cisolok, Yeti W Heryati, menjelaskan jembatan itu selain menghubungkan dua provinsi juga menghubungkan dua desa di wilayah Kecamatan Cisolok yaitu antara Desa Cikahuripan dengan Desa Cisolok.
Aktivitas warga terhenti Akibat terputusnya akses itu, seperti berbelanja ke Pasar Cisolok dan kegiatan lainnya. Pihaknya masih melakukan pendataan dengan BPBD dan instansi terkait pada kasus bencana, yang terjadi sejak Senin (10/12).
“Bencana di Kecamatan Cisolok terjadi dibeberapa titik. Kami terus berupaya melakukan pendataan, sebab untuk mengetahui berapa kerugian dan berapa korban jiwa pada bencana ini,” tukasnya

SBR:Ant[1]


[1] http://sukabumizone.com/2012/12/jembatan-penghubung-dua-provinsi-terputus.html

Rabu, 19 Juni 2013

Mitologi Kampung Naga

 

Orang banyak bertanya-tanya, mengapa kampung kecil di sebuah lembah Desa Neglasari, Selawu, Tasikmalaya itu disebut Kampung Naga? Tak ada keterangan resmi asal-usul nama itu. Para pinisepuh, baik kuncen maupun punduh kampung juga tak tahu persis mengapa kampung kecil diberinama mirip ular raksasa.
Memang ada buku tua berbahasa Sunda kuna tahun 1927. Buku yang belum banyak dipelajari itu dibawa oleh pemerintah Belanda dan dibawa ke Batavia. Namun sampai kini tak dikembalikan. Ada juga barang-barang peninggalan sejarah yang mestinya bisa digunakan untuk mengkaji lebih dalam nilai-nilai metafisika dan sejarah mereka. Namun, semuanya lenyap setelah tahun 1956 pasukan DI/TII yang dipimpin Kartosuwiryo membumihanguskan kampung itu. Satu-satunya benda yang tertinggal adalah sebilah keris dari kuningan. Ternyata, itupun hanya duplikat.
Bukan hanya soal nama, tentang asal-usul mereka pun masih juga terjadi sialng pendapat. Ada yang mengatakan nenek moyang mereka adalah seorang prajurit Mataram yang enggan pulang ke negaranya karena kalah perang. Yakni, ketika pasukan Mataram gagal menaklukkan kompeni (Belanda) di Batavia tahun 1916. Kemudian, membangun perkampungan yang kini terkenal dengan sebutan kampung Naga itu. Pendapat ini didasarkan kenyataan bahwa sekitar 40 km, tepatnya di daerah Cangkuang ada kampung yang semua penduduknya keturunan prajurit Mataram.
Kerajaan Galuh Pasundan
Namun, pendapat ini mendapat penolakan. Terutama dari masyarakat Kampung Naga sendiri. Menurut mereka, penduduk asli Kampung Naga merupakan keturunan asli suku Sunda. Bahkan, ada yang mengatakan bahwa mereka adalah keturunan langsung dari Kerajaan Galuh Pasundan. Sebelum membangun pekampungan di lembah subur Desa Neglasari mereka tinggal di lereng-lereng Gunung Galunggung.
Ketika itu, mereka masih primitif dan tinggal di atas pohon-pohon besar untuk menghindari serangan binatang-binatang buas seperti singa dan sebagainya. Karena itu, seperti yang terlihat sekarang, rumah mereka selalu terbuat dari kayu dan berbentuk rumah panggung. Mesti tidak tinggi seperti rumah panggung umumnya, namun lantai mereka selalu terbuat dari papan dan berada sekitar 1 meter dari permukaan tanah. Di bawah lantai rumah itu, dipelihara berbagai jenis binatang ternak. Utamanya ayam.
Sedang untuk ternak-ternak besar seperti kerbau dan lembu dipelihara di tempat terpisah. Yakni di depan perkampungan sebelah kiri dekat dengan dua kolam massa yang sejak dulu tak pernah berubah. Mana yang benar? Pengakuan warga Kampung Nagalah yang rupanya layak dipercaya. Itu jika dikaitkan dengan kenyataan sejarah bahwa hubungan antara masyarakat Tasikmalaya dengan Galunggung begitu erat. Bahkan hubungan itu sudah terjalin sejak berabad-abad yang lampau.
Terbukti dari referensi yang ditemukan tim sejarah yang diberi tugas untuk menentukan hari jadi Kabupaten Tasikmalaya. Kesimpulannya, sangat sulit mencari ketidakharmonisan budaya antara masyarakat Tasikmalaya dengan gunung yang terkenal dengan letusannya pada April 1982 itu. Tentu, hubungan tersebut menjadi makin kental jika pembahasaan jika dilakukan dengan kajian metafisis.
Menurut Risman (44), Ketua RT Kampung Naga, penduduk di kampungnya memang asli orang Sunda. Nenek moyang mereka yang kini dimakamkan di bukit sebelah Barat kampung bernama Sembah Dalem Singaparna. Dinamakan Singaparna karena ia dapat menaklukkan singa yang sedang mengamuk dengan kesaktiannya. Namun Singaparna lebih dikenal sebagai seorang ulama sakti.
Ia memiliki 6 anak laki-laki yang kesemuanya diwarisi ilmu linuwih. Pertama, RD Kagok Katalayah Nu Lencing Sang Seda Sakti. Tokoh yang ini dikenal dengan ilmu kebal yang diwarisi dari Sembah Dalem Singaparna. Setelah meninggal, dia dimakamkan di daerah Teraju, Kabupaten Tasikmalaya. Kemudian, Ratul Incung Kudratullah. Ia dimakamkan di Karangmanunggal, Kabupaten Tasikmalaya. Lebih dikenal dengan Eyang Mudik Batara Karang karena mewarisi kebedasaan (kekuatan fisik yang luar biasa).
Ketiga, Pangeran Mangku Bawang. Ia mewarisi kekayaan duniawi. Dimakamkan di Mataram (Yogyakarta). Berikutnya adalah, Sunan Gunung Kalijaga. Dimakamkan di daerah Cirebon. Ia mengembangkan agama Islam di wilayah ini dengan pendekatan masyarakat agraris kerana ia mewarisi ilmu pertanian yang luar biasa.
Kelima, adalah Sunan Gunung Komara, Ia diwarisi kepandaian dan kejujuran. Kemudian, Sunan Gunung Komara menyebarkan agama Islam di Banten dan meninggal di sana. Makamnya kini berada di daerah Banten. Yang terakhir adalah, Pangeran Kudratullah. Ia mewarisi ilmu agama yang demikian mendalam. Selanjutnya, menyebarkan agama di daerah Garut, Jawa Barat hingga dimakamkan di sana.

Sumber:

http://ekorisanto.blogspot.com/2009/07/mitologi-kampung-naga.html

Pantang Adat Warga Kampung Naga

 

Bagi masyarakat Kampung Naga, menjalankan adat-istiadat warisan nenek moyang berarti menghormati para karuhun (leluhur). Segala sesuatu yang datangnya bukan dari ajaran karuhun, dan sesuatu yang tidak dilakukan karuhunnya dianggap sesuatu yang tabu. Bila hal itu dilanggar, diyakini bakal timbul malapetaka.
Masyarakat Kampung Naga masih memeluk keyakinan animisme. Misalnya percaya adanya mahluk halus semisal jurig cai, yaitu mahluk halus yang menempati air atau sungai terutama bagian sungai yang dalam atau leuwi. Mereka juga percaya ada ririwa, yaitu mahluk halus yang senang menganggu atau menakut-nakuti manusia pada malam hari. Mereka pun yakin ada yang disebut kunti anak, yaitu mahluk halus yang berasal dari perempuan hamil yang meninggal dunia, yang suka mengganggu wanita melahirkan.
Tempat-tempat yang dihuni mahluk halus, disebut masyarakat Kampung Naga disebut sebagai tempat yang angker atau sanget. Demikian juga tempat-tempat seperti makam Sembah Eyang Singaparna, Bumi agueng dan mesjid merupakan tempat yang dipandang suci bagi masyarakat Kampung Naga.
Pantang Adat
Dalam kehidupan sehari-hari, istilah tabu, pantangan atau pamali bagi masyarakat Kampung Naga, masih dilaksanakan dengan patuh. Terutama pantang adat yang berkenaan dengan aktivitas kehidupan. Pantangan atau pamali merupakan ketentuan hukum yang tidak tertulis yang mereka junjung tinggi dan dipatuhi oleh setiap orang. Misalnya tata cara membangun dan bentuk rumah, letak, arah rumah, pakaian upacara, kesenian, dan sebagainya.
Misalnya soal bentuk rumah masyarakat Kampung Naga harus panggung, dengan bahan dari bambu dan kayu. Atap dari daun nipah, ijuk, atau alang-alang. Lantai rumah terbuat dari bambu atau papan kayu. Rumah pun diharuskan menghadap ke utara atau selatan dengan memanjang ke arah Barat-Timur. Dinding rumah dari bilik atau anyaman bambu dengan anyaman sasag. Rumah tidak boleh dicat, kecuali dikapur atau dimeni. Bahan rumah tidak boleh menggunakan tembok, walaupun mampu membuat rumah tembok atau gedong.
Isi rumah juga tidak boleh dilengkapi dengan perabotan, misalnya kursi, meja, dan tempat tidur. Selain itu, rumah tidak boleh mempunyai pintu dari dua arah berlawanan. Karena menurut anggapan masyarakat Kampung Naga, rizki yang masuk ke dalam rumah melaui pintu depan tidak akan keluar melalui pintu belakang. Untuk itu dalam memasang daun pintu, mereka selalu menghindari memasang daun pintu yang sejajar dalam satu garis lurus.
Selain itu, pada hari selasa, rabu, dan sabtu warga Naga dilarang membicarakan adat-istiadat dan asal-usul mereka. Mereka sangat menghormati Eyang Sembah Singaparna yang merupakan cikal bakal masyarakat Kampung Naga. Sebuah daerah yang bernama Singaparna di Tasikmalaya, mereka sebut Galunggung, karena kata Singaparna berdekatan dengan Singaparna nama leluhur masyarakat Kampung Naga.
Masyarakat Kampung Naga juga mempercayai bahwa ruang atau tempat-tempat yang memiliki batas-batas tertentu dikuasai oleh kekuatan-kekuatan. Misalnya batas sungai, batas pekarangan rumah dengan jalan, tempat antara pesawahan dengan selokan, lereng bukit, tempat antara perkampungan dengan hutan, dan sebagainya. Daerah yang saling berbatasanitu diyakini dihuni mahluk-mahluk halus dan dianggap angker atau sanget. Karenanya, di tempat itu masyarakat suka menyimpan sasajen.

Sumber:

http://ekorisanto.blogspot.com/2009/07/pantang-adat-warga-kampung-naga.html

Ritual Adat Warga Kampung Naga

 

Warga Kampung Naga dikenal sebagai masyarakat yang taat melaksanakan tradisi karuhun. Ada beberapa upacara yang kerap dilakukan masyarakat Kampung Naga. Antara lain Menyepi, Hajat Sasih dan Perkawinan. Bagaimana pelaksanaannya?
Upacara menyepi dilakukan oleh masyarakat Kampung Naga pada hari Selasa, Rabu, dan hari Sabtu. Menurut Abah Maun, Punduh Kampung Naga, upacara ini sangat penting dan wajib dilaksanakan, tanpa kecuali baik laki-laki maupun perempuan. Oleh sebab itu, jika ada kegiatan yang bertepatan dengan itu, maka waktunya di undurkan atau dipercepat pelaksanaannya.
Pelaksanaan upacara menyepi diserahkan pada masing-masing orang, karena pada dasarnya merupakan usaha menghindari pembicaraan tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan adat istiadat. Melihat kepatuhan warga Naga terhadap aturan adat, selain karena penghormatan kepada leluhurnya juga untuk menjaga amanat dan wasiat yang bila dilanggar dikuatirkan akan menimbulkan malapetaka.
Sedangkan Hajat Sasih dilaksanakan oleh seluruh warga adat Sa-Naga, baik yang bertempat tinggal di Kampung Naga maupun di luar Kampung Naga. Maksud dan tujuan dari upacara ini adalah untuk memohon berkah dan keselamatan kepada leluhur Kampung Naga, Eyang Singaparna serta menyatakan rasa syukur kepada Tuhan yang Maha Esa atas segala nikmat yang telah diberikannya kepada warga sebagai umat-Nya.
Penduduk Kampung Naga mengaku beragama Islam, namun tetap taat memegang adat istiadat dan kepercayaan karuhun. Sehingga meski memeluk Islam, namun syariat yang mereka jalankan agak berbeda dengan pemeluk Islam lainnya. Misalnya salat limat waktu, hanya dilakukan pada hari jumat. Sedangkan pada hari-hari lain mereka tidak melaksanakan salat.
Pengajaran mengaji bagi anak-anak dikampung Naga dilaksanakan pada malam senin dan malam kamis, sedangkan pengajian bagi orang tua dilaksanakan pada malam jumat. Dalam menunaikan rukun Islam yang kelima atau ibadah Haji, menurut anggapan mereka tidak perlu jauh-jauh pergi ke Tanah Suci Mekah, tapi cukup dengan menjalankan upacara Hajat Sasih yang waktunya bertepatan dengan hari raya haji yaitu setiap tanggal 10 Rayagung. Upacara Hajat Sasih ini menurut kepercayaan masyarakat Kampung Naga sama dengan Hari Raya Idul Adha dan Hari Raya Idul Fitri.
Upacara Hajat Sasih diselenggarakan pada bulan Muharam (Muharram) tanggal 26, 27, 28, Bulan Maulud (Rabiul Awal) pada tanggal 12, 13, 14, Bulan Rewah (Sya'ban) pada tanggal 16, 17, 18, Bulan Syawal (Syawal) pada tanggal 14, 15, 16, dan Bulan Rayagung (Dzulkaidah) pada tanggal 10, 11, 12. Pemilihan tanggal dan bulan untuk pelaksanaan upacara Hajat Sasih sengaja dilakukan bertepatan dengan hari-hari besar agama Islam.
Penyesuaian waktu tersebut bertujuan agar keduanya dapat dilaksanakan sekaligus, sehingga ketentuan adat dan akidah agama Islam dapat dijalankan secara harmonis. Upacara Hajat Sasih merupakan upacara ziarah dan membersihkan makam leluhur. Sebelumnya para peserta upacara harus melaksanakan beberapa tahap upacara. Mereka harus mandi dan membersihkan diri dari segala kotoran di sungai Ciwulan.
Upacara ini disebut beberesih atau susuci. Selesai mandi mereka berwudlu di tempat itu juga kemudian mengenakan pakaian khusus. Secara teratur mereka berjalan menuju mesjid. Sebelum masuk mereka mencuci kaki terlabih dahulu dan masuk kedalam sembari menganggukan kepala dan mengangkat kedua belah tangan. Hal itu dilakukan sebagai tanda penghormatan dan merendahkan diri, karena mesjid merupakantempat beribadah dan suci. Kemudian masing-masing mengambil sapu lidi yang telah tersedia di sana dan duduk sambil memegang sapu lidi tersebut.
Adapun kuncen, lebe, dan punduh / Tua kampung selesai mandi kemudian berwudlu dan mengenakan pakaian upacara mereka tidak menuju ke mesjid, melainkan ke Bumi Ageung. Di Bumi Ageung ini mereka menyiapkan lamareun dan parukuyan untuk nanti di bawa ke makam. Setelah siap kemudian mereka keluar.
Lebe membawa lamareun dan punduh membawa parukuyan menuju makam. Para peserta yang berada di dalam mesjid keluar dan mengikuti kuncen, lebe, dan punduh satu persatu. Mereka berjalan beriringan sambil masing-masing membawa sapu lidi. Ketika melewati pintu gerbang makam yang di tandai oleh batu besar, masing-masing peserta menundukan kepala sebagai penghormatan kepada makam Eyang Singaparna.
Setibanya di makam selain kuncen tidak ada yang masuk ke dalamnya. Adapun Lebe dan Punduh setelah menyerahkan lamareun dan parakuyan kepada kuncen kemudian keluar lagi tinggal bersama para peserta upacara yang lain. Kuncen membakar kemenyan untuk unjuk-unjuk (meminta izin ) kepada Eyang Singaparna. Ia melakukan unjuk-unjuk sambil menghadap kesebelah barat, kearah makam.
Arah barat artinya menunjuk ke arah kiblat. Setelah kuncen melakukan unjuk-unjuk, kemudian ia mempersilahkan para peserta memulai membersihkan makam keramat bersama-sama. Setelah membersihkan makam, kuncen dan para peserta duduk bersila mengelilingi makam. Masing-masing berdoa dalam hati untukmemohon keselamatan, kesejahteraan, dan kehendak masing-masing peserta. Setelah itu kuncen mempersilakan Lebe untuk memimpin pembacaan ayat-ayat Suci Al-Quran dan diakhri dengan doa bersama.
Selesai berdoa, para peserta secara bergiliran bersalaman dengan kuncen. Mereka menghampiri kuncen dengan cara berjalan ngengsod. Setelah bersalaman para peserta keluar dari makam, diikuti oleh punduh, lebe dan kuncen. Parukuyan dan sapu lidi disimpan di "para" mesjid. Sebelum disimpan sapu lidi tersebut dicuci oleh masing-masing peserta upacara di sungai Ciwulan, sedangkan lemareun disimpan diBumi Ageung.
Acara selanjutnya diadakan di mesjid. Setelah para peserta upacara masuk dan duduk di dalam mesjid, kemudian datanglah seorang wanita yang disebut patunggon sambil membawa air di dalam kendi, kemudian memberikannya kepada kuncen. Wanita lain datang membawa nasi tumpeng dan meletakannya ditengah-tengah.
Setelah wanita tersebut keluar, barulah kuncen berkumur-kumur dengan air kendi dan membakar dengan kemenyan. Ia mengucapkan Ijab kabul sebagai pembukaan. Selanjutnya lebe membacakan doanya setelah ia berkumur-kumur terlebih dahulu dengan air yang sama dari kendi. Pembacaan doa diakhiri dengan ucapan amin dan pembacaan Al-fatihah. Maka berakhirlah pesta upacara Hajat Sasih tersebut.
Usai upacara dilanjutkan dengan makan nasi tumpeng bersama-sama. Nasi tumpeng ini ada yang langsung dimakan di mesjid, ada pula yang dibawa pulang kerumah untuk dimakan bersama keluarga mereka.
Adat Perkawinan
Upacara perkawinan bagi masyarakat Kampung Naga adalah upacara yang dilakukan setelah selesainya akad nikah. adapun tahap-tahap upacara tersebut adalah sebagai berikut: upacara sawer, nincak endog (menginjak telur), buka pintu, ngariung (berkumpul), ngampar (berhamparan), dan diakhiri dengan munjungan. Upacara sawer dilakukan selesai akad nikah, pasangan pengantin dibawa ketempat panyaweran, tepat di muka pintu. mereka dipayungi dan tukang sawer berdiri di hadapan kedua pengantin.
Panyawer mengucapkan ijab kabul, dilanjutkan dengan melantunkan syair sawer. ketika melantunkan syair sawer, penyawer menyelinginya dengan menaburkan beras, irisan kunir, dan uang logam ke arah pengantin. Anak-anak yang bergerombol di belakang pengantin saling berebut memungut uang sawer. isi syair sawer berupa nasihat kepada pasangan pengantin baru.
Usai upacara sawer dilanjutkan dengan upacara nincak endog. endog (telur) disimpan di atas golodog dan mempelai laki-laki menginjaknya. Kemudian mempelai perempuan mencuci kaki mempelai laki-laki dengan air kendi. Setelah itu mempelai perempuan masuk ke dalam rumah, sedangkan mempelai laki-laki berdiri di muka pintu untuk melaksanakan upacara buka pintu.
Dalam upacara buka pintu terjadi tanya jawab antara kedua mempelai yang diwakili oleh masing-masing pendampingnya dengan cara dilagukan. Sebagai pembuka mempelai laki-laki mengucapkan salam 'Assalammu'alaikum Wr. Wb.' yang kemudian dijawab oleh mempelai perempuan 'Wassalamu'alaikum Wr. Wb.' setelah tanya jawab selesai pintu pun dibuka dan selesailah upacara buka pintu.
Setelah upacara buka pintu dilaksanakan, dilanjutkan dengan upacara ngampar, dan munjungan. Ketiga upacara terakhir ini hanya ada di masyarakat Kampung Naga. Upacara riungan adalah upacara yang hanya dihadiri oleh orang tua kedua mempelai, kerabat dekat, sesepuh, dan kuncen. Adapun kedua mempelai duduk berhadapan, setelah semua peserta hadir, kasur yang akan dipakai pengantin diletakan di depan kuncen.
Kuncen mengucapkan kata-kata pembukaan dilanjutkan dengan pembacaan doa sambil membakar kemenyan. Kasur kemudian di angkat oleh beberapa orang tepat diatas asap kemenyan. Usai acara tersebut dilanjutkan dengan acara munjungan. kedua mempelai bersujud sungkem kepada kedua orang tua mereka, sesepuh, kerabat dekat, dan kuncen.
Akhirnya selesailah rangkaian upacara perkawinan di atas. Sebagai ungkapan rasa terima kasih kepada para undangan, tuan rumah membagikan makanan kepada mereka. Masing-masing mendapatkan boboko (bakul) yang berisi nasi dengan lauk pauknya dan rigen yang berisi opak, wajit, ranginang, dan pisang.
Beberapa hari setelah perkawinan, kedua mempelai wajib berkunjung kepada saudara-saudaranya, baik dari pihak laki-laki maupun dari pihak perempuan. Maksudnya untuk menyampaikan ucapan terima kasih atas bantuan mereka selama acara perkawinan yang telah lalu.
Biasanya sambil berkunjung kedua mempelai membawa nasi dengan lauk pauknya. Usai beramah tamah, ketika kedua mempelai berpamitan akan pulang, maka pihak keluarga yang dikunjungi memberikan hadiah seperti peralatan untuk keperluan rumah tangga mereka.

Sumber :

http://ekorisanto.blogspot.com/2009/07/ritual-adat-warga-kampung-naga.html

Selasa, 18 Juni 2013

Adat Istiadat Masyarakat Kasepuhan Ciptagelar Sukabumi (1)

 

Sejak ratusan tahun silam, masyarakat Banten Kidul masih memegang teguh tradisi warisan nenek moyang. Lokasi pusat kesatuan Adat Banten Kidul ini terletak pada lokasi terpencil di lereng Gunung Halimun yang berketinggian 1.050 meter di atas permukaan laut. Seperti apa tradisi masyarakat yang baru saja ditinggal ‘mangkat’ Abah Anom, pimpinannya.
Dalam bahasa Sunda, kata kasepuhan mengacu pada golongan masyarakat yang masih hidup dan bertingkah-laku sesuai dengan aturan adat istiadat lama. Masyarakat Kampung Ciptagelar menyebut diri sebagai kaum Kasepuhan Pancer Pangawinan, serta merasa kelompoknya sebagai keturunan Prabu Siliwangi
Menurut cendikiawan Sunda, Prof. Kusnaka Adimiharja, nama Pancer Pangawinan, berasal dari kata pancer yang bearti asal-usul atau sumber. Sementara kata pangawinan berasal dari kata ngawin, yang artinya "membawa tombak saat upacara perkawinan". Tetapi, kata "pangawinan" dalam konteks ini, mungkin bersangkut paut dengan "bareusan pangawinan", barisan tombak, pasukan khusus Kerajaan Sunda yang bersenjata tombak.
Kampung Ciptagelar sebagai pusat tradisi masyakat Banten Kidul terletak + 30 km dari Pelabuhan Ratu Sukabumi, atau terletak di dalam kawasan hutan konservasi Taman Nasional Gunung Halimun bagian selatan. kampung Ciptarasa yang berjarak + 14 kilometer. Kampung ini dapat ditempuh dengan berjalan kaki selama tujuh jam atau menggunakan kendaraan gunung bergardan ganda.
Daerah yang termasuk dalam kawasan Taman Nasional Gunung Halimun ini berudara dingin dan sering kali diselimuti kabut. Ciptagelar merupakan daerah cekungan, dikelilingi Gunung Surandil, Gunung Karancang, dan Gunung Kendeng. Kehidupan masyarakat Ciptagelar, merupakan sebuah gambaran masyarakat yang masih memegang tradisi dari leluhur. Hal ini terlihat dari aturan adat mengenai penggunaan bahan bangunan untuk rumah yang hanya boleh beratapkan ijuk.
Ciptagelar merupakan kampung dari keseluruhan kesatuan adat yang berada di Banten Kidul (Selatan). Sejak 25 tahun silam, Kesatuan Adat ini dipimpin Abah Anom atau Encup Sucipta. Abah Anom jadi sesepuh girang dalam usia yang masih sangat muda, 15 tahun. Oleh karena itulah ia dipanggil Abah Anom (bahasa Indonesia: muda). Jabatan Abah Anom sebagai pimpinan merupakan struktur tertinggi dalam pemerintahan Adat Banten Kidul yang dibantu oleh Baris Kolot (Tetua) dan para jaro (lurah/kepala desa).
Tradisi Masyarakat
Keunikan dari masyarakat Kasepuhan Ciptagelar adalah tradisi perpindahan kampung yang sudah berlangsung lama. Kepastian berpindah lokasi ini cukup unik. Yakni harus berasal dari wangsit yang diterima pimpinannya dari karuhun (leluhur). Selama dipimpin Abah Anom, komunitas adat Banten Kidul telah mengalami perpindahan pusat pemukiman yang semula di Kampung Ciptarasa, ke Ciptagelar.
Sebagai sosok pemimpin Kasepuhan, Abah Anom tak kuasa menolak wangsit (perintah leluhur) yang memerintahkan dirinya pindah ke Ciptagelar. Oleh karena itu, Juli 2001, Abah Anom bersama belasan baris kolot (pembantu sesepuh girang) menjalankan wangsit tersebut. Beberapa rumah baris kolot beserta seluruh isinya ikut dibawa pindah.
Lokasi baru tempat tinggal Abah Anom beserta baris kolot-nya bukan daerah yang baru dibuka. Daerah itu awalnya bernama Sukamulya. Namun Apalagi, tadinya hutan belantara. Abah Anom pindah ke tempat yang telah ada penduduknya dan kampungnya bernama Sukamulya. Abah Anom kemudian menggantinya menjadi Ciptagelar. Namun, menuju daerah ini harus melewati hutan belantara yang belum tersentuh tangan manusia. Sehingga sarana transportasi, Abah Anom beserta rakyatnya membuat jalan yang menghubungkan Ciptagelar dengan daerah lain. Dan perpindahan kampung ini bisa berlangsung terus selama masih ada perintah leluhur untuk pindah ke tempat lain.
Upacara Adat
Masyarakat Adat Ciptagelar memiliki tradisi adat yang dilaksanakan setiap tahunnya. Upacara adat “seren taun” ini berupa rasa syukur atas keberhasilan panen setiap tahunnya. Kehidupan masyarakat Ciptagelarmemang tidak terlepas dari peranan pertanian sebagai tradisi inti yang tidak boleh dirubah dan harus dipegang teguh. Sebagai gambaran musim tanam padi, mereka hanya boleh menanam satu kali dalam satu tahun musim tanam.
Dalam rangkaian acara seren taun itu, kaum pria kampung adat itu terlihat mengenakan pakaian serba hitam dilengkapi penutup kepala hitam, yang merupakan pakaian adat kasepuhan tersebut. Kaum perempuan adat di daerah itu mengenakan pakaian kebaya dipadu dengan kain panjang.
Beragam pertunjukan kesenian tradisional dipentaskan di lapangan sejak Sabtu sore hingga Minggu dini hari. Beberapa seniman angklung dog-dog lojor berkeliling dari rumah ke rumah sambil memainkan kesenian itu. Selain itu, di sejumlah panggung pertunjukan digelar beragam kesenian tradisional semalam suntuk, mulai dari calung, seni jipeng, jaipong, hingga pertunjukan wayang golek.

 

Sumber:

http://ekorisanto.blogspot.com/2009/07/adat-istiadat-masyarakat-kasepuhan.html

Senin, 17 Juni 2013

Sejarah Candi Prambanan Yogyakarta

Sejarah Peradaban Di Sungai Amazon by rosiwindy

Sejarah Peradaban Di Sungai Amazon

Sejarah Peradaban Di Sungai Amazon by rosiwindy

Sejarah Sungai Amazon Terbentuk Karena Ular Raksasa Amerika Selatan

Sejarah Sungai Amazon Terbentuk Karena Ular Raksasa Amerika Selatan by rosiwindy

Sejarah tentang Candi Borobudur

Sejarah Tentang Candi Borobudur by rosiwindy

Minggu, 16 Juni 2013

pulau indonesia yang di jual

Jual Pulau Seenaknya Seperti Jual Kue by rosiwindy

sengketa pulau sipandan dan ligitan

Sengketa Malaysia by rosiwindy

Asal usul danau toba

Asal Usul Danau Toba by rosiwindy

Polemik Kurikulum 2013

Polemik Kurikulum 2013 Dan Kondisi Guru Saat Ini by rosiwindy

Jumat, 14 Juni 2013

zionisme

Zionisme Yahudi Pada Ajang Acara Pencarian Bakat by rosiwindy

Pendidikan Karakter Jepang

Pendidikan Karakter Jepang by rosiwindy

Kisah Inspiratif

Tentang Kisah Inspiratif by rosiwindy

Senin, 10 Juni 2013

Mari kita tengok tentang Kota Sukabumi. Sebelum mengenal daerah lain, mari kenali daerah sendiri

Kota Sukabumi by Hiroshi Ichiyusai

Tragedi Hirosima dan Nagasaki

Alasan Hiroshima Dan Nagasaki Dibom Atom Oleh As by Hiroshi Ichiyusai

Rabu, 05 Juni 2013

Makalah PPD

Makalah PPD.doc by rosiwindy

Selasa, 04 Juni 2013

Book Report

Book Report by rosiwindy

Senin, 03 Juni 2013

Kata Motivasi Mario Teguh


  1. Rasa takut hanya akan membuatmu lemah dan kehilangan kepercayaan diri, hadapilah rasa takut itu dan truslah melangkah.
  2. Jangan tergesa-gesa dalam melakukan sesuatu fokus saja dng rencana yg sudah kamu buat sesuai  prioritasnya.