Problema masuk dan persebaran islam di Indonesia
Kelas D
Kelompok :
Rosi windiyani R. (06.316.1111.160)
Esa nurlaela (06.316.1111.156)
Linda lindiawati (06.316.1111.146)
Yosep anggara S. (06.316.1111.158)
Dede erni (06.316.1111.163)
Enen suherti (06.316.1111.142)
A. Menurut kelompok Kami setelah membaca Buku Sejarah Indonesia Modern (M.C. Ricklefs), Problema yang ada pada saat itu, sebagai berikut:
1. Problemanya ada pada dua proses masuk dan persebaran Islam di Indonesia yaitu pada saat mengetahui mana yang lebih dulu berperan diantara kedua proses berikut. Pertama, penduduk pribumi mengalami kontak dengan agama Islam dan kemudian menganutnya. Kedua orang-orang asing Asia (Arab, China, India, dll) yang ada telah memeluk agama Islam tinggal secara tetap disuatu wilayah Indonesia, kawin dengan penduduk asli, dan mengikuti gaya hidup local sedemikian rupa sehingga mereka sudah menjadi orang Jawa, Melayu, atau suku lainnya.
2. Problemanya adalah pada Bukti prasasti Islam (Batu-batu Nisan) pada saat penyebaran Islam, tidak memberikan kejelasan apapun mengenai mapannya agama Islam di tengah-tengah penduduk Indonesia. ( Batu Nisan tertua di Leran Jawa TImur tahun 475 H (1082 M, Nisan sebuah wanita yang bernama Maimun).
3. Problemanya ketika seorang musafir Venesia, yang bernama Marco Polo, singgah di Sumatera, Dia keliru menyatakan tempat di dekat Kota Perlak, bahwa dua tempat yang disebutnya “Basma(n)” dan “Samara”, bukanlah kota Islam. Basma(n) dan Samara sering didefinisikan sebagai Pasai dan Samudra. Padahal batu nisan seorang penguasa pertama Samudra yang muslim, Sultan Malik as-Shalih, telah ditemukan disana yang menegaskan bahwa bagian dari Sumatra Utara berada dibawah kekuasaan islam.
4. Problemanya bahwa agama islam dibawa oleh orang-orang arab dan melayu dari kepulauan bagian barat, akan tetapi pada kemungkinan juga bahwa orang-orang muslim cina juga berperan dalam penyebaran agama islam di Indonesia.
5. Problema yang terjadi adalah pada saat peperangan antara daerah pesisir dan daerah pedalaman di daerah Sumatera, yang berpangkal pada persoalan perekonomian dan politik antara daerah tersebut, yang tak ada penyelesaiannya.
6. Problemanya mengenai kedatangan agama islam di Indonesia sehingga perdebatan yang cukup panjang yaitu menyangkut daerah tempat asal islam Indonesia.
7. Problemnya adalah Pada saat Islam masuk ke Indonesia melalui Jalur Tengah yaitu Konflik kaum adat dengan kaum agama dalam Perang Paderi terjadi setelah pengaruh Islam lewat jalur ini.
8. Problemanya adalah Pada saat Islam masuk ke Indonesia melalui Jalur Selatan yaitu Adanya pengaruh dalam organisasi keagamaan Muhammadiyah yang menentang bid’ah.
9. Problemanya: kesulitan dalam membedakan antara ajaran Syi'ah dengan madzhab Syafi'i. Juga adanya kenyataan peninggalan upacara Syi'ah dalam masyarakat Indonesia seperti, peringatan 10 Muharram atau Asyura dan Tabut Hasan Husain. Cara membaca al-Qur`an pun mempunyai kesamaan dengan Persia dari pada Arab.
10. Problemnya pada Saluran Egalitarianisme. Problem utama di budaya sebelumnya adalah stratifikasi sosial berdasarkan kasta. Meski tidak terlampau ketat, Hindu di Indonesia sedikit banyak dipengaruhi terbentuknya kasta sosial seperti Brahmana, Ksatria, Waisya, Sudra dan Paria. Masyarakat biasa kurang leluasa dengan sistem ini oleh sebab mengakibatkan sejumlah keterbatasan dalam hal pergaulan dan perkawinan. Lalu, Islam datang dan tidak mengenal stratifikasi sosial. Mudah dipahami, orang-orang Indonesia (terutama dari kasta bawah) yang hendak bebas merespon baik agama baru ini.
B. Problema saat penyebaran Agama Islam
1. Di mulai dengan kedatangan islam, yang di ikuti oleh kemorosotan kemudian keruntuhan Majapahit pada abad ke-14 sampai ke-15.
Yang diakibatkan oleh perebutan tahta, serta pengaruh Majapahit di Nusantara berkurang karena ada Kerajaan Baru, yaitu Kesultanan Malaka.
2. Sejak datang dan mapannya kekuasaan Kolonial Belanda di Indonesia sampai abad ke-19.
Pada tahap ini penyebaran islam terjadi ketika VOC makin mantap menjadi penguasa di Indonesia. Sebenarnya pada abad ke-17 VOC baru merupakan salah satu kekuatan yang ikut bersaing dalam kompetisi dagang dan politik di kerajaan Islam Nusantara. Akan tetapi pada abad ke-18 VOC berhasil tampil sebagai pemegang hegemonipolitik di Jawa dengan terjadinya perjanjian Giyanti tahun1755 yang memecah Mataram menjadi dua : Surakarta dan Yogjakarta. Perjanjian tersebut menjadikan raja-raja jawa tidak mempunyai wibawa karena kekuasaan polotik telah jatuh ke tangan penjajah, sehingga raja menjadi sangat tergantung kepada VOC. Campur tangan VOC terhadap kraton makin luas termasuk masalah keagamaan. Peranan ulama dikraton di pinggirkan. Oleh karena itu, ulama keluar dari kraton dan mengadakan perlawanan sambil memobilisasi petani membentuk pesantren dan melawan colonial seperti kasus Syaikh Yusuf al-Makassari (Problemanya).
3. Bermula pada awal abad ke-20 dengan terjadinya “liberalisasi” kebijaksanaan pemerintah Kolonial Belanda di Indonesia.
Terjadi pada awal abad ke-20 ketika terjadi liberalisasi kebijaksanaan pemerintah belanda. Van den Bosch memperkenalkan system tanam paksa (cultuur stelsel) yang mengharuskan petani membayar pajak dalam bentuk Hasil pertanian yang dipaksakan, sehingga terjadi revolusi ekonomi di Jawa.
Dominasi politik dan ekonomi Kolonial memporak-porandakan bangunan struktur tradisional, juga mendesak golongan sosial pribumi yang dengan system ekonomi uang pelaksanan pajak makin memperberat rakyat. Hal ini menimbulkan kegoncangan dan menumbuhkan gerakan perotes.
4. Problemanya Pada saat Kolonial Belanda ingin menguasai masalah yang menjadi pusat rempah-rempah, mereka menghalalkan segala cara contohnya mengadu domba, serta menanamkan sistem tanam paksa pada rakyat Indonesia.
5. Problemanya adalah Pada fase Represi dan eliminasi saat Belanda mengurangi fungsi dan peran sistem hukum Islam adalah dengan memperlemah institusi peradilannya. Pada tahun 1824 fungsi penghulu sebagai penasehat hukum Islam di hapus. Perselisihan tentang perkawinan, kewarisan yang terjadi diantara orang-orang Islam di Jawa dan Madura hanya diselesaikan oleh penghulu, sementara kasus-kasus yang berhubungan dengan maslah pembayaran (uang) menjadi wewenang pengadilan umum. Hal ini dilakukan Belanda demi menguasai kontrol administrsi hukum Islam.
6. Problemnya: Saat Belanda masuk ke Indonesia, pendidikan yang ada diawasi secara ketat oleh Belanda. Hal tersebut dikarenakan Belanda tahu bahwa melalui pendidikan gerakan-gerakan perlawanan halus terhadap keberadaan Belanda diIndonesia pada saat itu dapat muncul dan menyulitkan Belanda saat itu. Usaha Belanda untuk membatasi pendidikan terhadap kalangan pribumi terus berlanjut. Belanda hanya mendirikan sebuah sekolah yang bertujuan untuk memenuhi kekosongan pada kantor unruk dipekerjakan sebagai pegawai rendahan saja.
7. Problem pada sekitar tahun 2000-2008 adalah pada saat terorisme yang keliru didalam mengartikan sebuah argumen tentang mati Syahid. Seperti contoh bom Bali.
DAFTAR PUSTAKA
1. Buku Sejarah Indonesia Modern, M.C. Ricklefs 1200-2008( diterjemahkan oleh Moh. Sidik Nugroho) PT Serambi Ilmu Semesta.
2. Buku Sejarah Peradaban Islam Indonesia Prof. Dr. Musyrifah Sunanto (Divisi Buku Perguruan Tinggi).
3. http://pencerahan-sejarah.blogspot.com/2010/12/proses-masuk-dan-berkembangnya.html
4.http://www.scribd.com/doc/58224159/Sejarah-Islam
0 komentar:
Posting Komentar